07 Juni 2009

sebuah catatan.........

Integrasi Pengelolaan hutan secara kolaboratif
Sebagai Upaya Konservasi Hutan Gunung Arjuna

I. Latar belakang
Sumberdaya alam memiliki keterbatasan, disisi lain jumlah penduduk semakin besar dan hal itu mengakibatkan kebutuhan semakin besar juga sehingga hutan sebagai salah satu penyedia kebutuhan juga menerima dampak. Disisi lain perbaikan sumber daya alam tidak berbanding lurus dengan eksplorasinya karena diperlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan usaha konservasi.

Salah satu yang akan menjadi permasalahan dimasa depan adalah ketersediaan air sebagai salah satu penopang utama kehidupan manusia. Keberadaannya semakin berkurang dari waktu ke waktu karena tingginya tingkat kebutuhan manusia. Keterbatasan ini kemudian menggeser persepsi manusia terhadap air, dari barang yang nilai ekonominya rendah karena ketersediaanya yang semula melimpah, menjadi semakin mahal dan berharga. Bergesernya persepsi ini antara lain disebabkan karena berbagai fenomena alam yang ada memperlihatkan bahwa ketersediaan sumberdaya ini semakin lama semakin menyusut serta pada saat yang sama memerlukan suatu intervensi agar keberadaannya dapat tetap tersedia secara memadai pada masa yang akan datang.
Dengan mencermati bagaimana ketersediaan air dan bagaimana ketersediaan ini dapat terus berlangsung dari waktu ke waktu, maka peran hutan yang seringkali dipandang sebagai ’bendungan raksasa yang alami’ mau tidak mau akan menjadi titik pandang penting. Hutan dengan kepadatan vegetasinya serta karakter uniknya, diyakini memegang peranan penting terhadap siklus hidrologi. Itulah sebabnya maka relasi antara ’penyedia’ dan ’pengguna’ air seringkali dilihat berdasarkan kontribusi pengelola hutan dalam menjaga bagaimana karakter spesifik dari hutan dapat terus ada dan berfungsi, sehingga siklus air juga berjalan normal. Karenanya maka beberapa indikator yang dibangun juga akan berkaitan dengan kelestarian hutan atau kawasan-kawasan yang berfungsi seperti hutan dalam siklus hidrologi.
Demikian pula dengan kawasan hutan di Gunung Arjuna yang memiliki peran penting di Jawa Timur, khususnya sebagai kesatuan ekosistem kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo. Ditinjau dari sisi hidrologis, kawasan hutan gunung Arjuna merupakan hulu dari beberapa sub DAS, mencakup : Sub-DAS Brantas, Sub-DAS Konto, Sub-Das Brangkal dan Sub-Das Rejoso. Sub-Das ini merupakan daerah penyangga kehidupan dan sumber air bagi 14 kabupaten/kota di Jawa Timur, mencakup : kota Batu, kab. Malang, kota Malang, kab. Blitar, kota Blitar, kab. Tulungagung, kab. Kediri, kota Kediri, kab. Jombang, kab. Mojokerto, kota Mojokerto, kab. Pasuruan, kab. Sidoarjo dan kota Surabaya. Di sepanjang DAS Brantas ini bermukim 22 juta jiwa atau sekitar 60% penduduk di provinsi Jawa Timur.
Untuk itu, kawasan hutan disini juga penting bagi kelangsungan hidup manusia. Selain menyediakan sumberdaya alam non-kayu seperti tanaman obat-obatan dan seba­gainya, fungsi hutan disini juga penting dalam menjaga siklus hidrologi dan menjaga ketersediaan air baku bagi masyarakat dan dunia usaha yang tinggal disekitarnya.
Di kabupaten Pasuruan memiliki beberapa kawasan hutan diantaranya Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo seluas 5.894,30 Ha. dan hutan lindung 9.769,60 Ha. (sumber : Profil Hutbun kab. Pasuruan; http://www.kab-pasuruan.go.id/ ).
Sementara itu permasalahan yang mengancam keberadaan hutan termasuk kawasan hutan Gunung Arjuna yang berada di wilayah Kabupaten Pasuruan, semakin hari semakin mengkhawatirkan. Ketergantungan terhadap hutan oleh masyarakat desa sekitar hutan sangat tinggi. sehingga aktifitas masyarakat di dalam kawasan hutan tidak dapat dihindari lagi. Kegiatan masyarakat yang berada di desa penyangga hutan yang berdampak pada kerusakan hutan maupun yang berdampak pada perbaikan hutanpun telah ada. Ada pembuatan arang, pertanian di hutan, perburuan dan kegiatan lainnya yang berakibat pada rusaknya lahan hutan. Upaya perbaikan kawasan pun selalu dilakukan dengan melakukan pencegahan hutan dari bahaya kebakaran dan penanaman yang di supportoleh pemerintah. Namun kemampuan pemerintah untuk melakukan reboisasi per tahun hanya mampu melakukan seluas 300 Ha dari 4.600 Ha hutan kritis di kawasan Tahura (sumber: PKTT Alam Lestari Pasuruan). Pada hal setiap tahunnya tidak sedikit pula tanaman yang habis karena terbakar.
Permasalahan lain adalah karena lemahnya tingkat perekonomian masyarakat desa hutan yang mengakibatkan hutan sebagai tempat termudah dalam upaya memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. terbatasnya akses terhadap perkembangan informasi menjadikan mereka menggantungkan ekonominya dari sumberdaya lokal yang dalam pengelolaannya tidak selalu benar dan cenderung merusak sumber daya alam yang ada termasuk hutan.
Permasalahan yang terjadi yang mengakibatkan beberapa penyebab terjadinya kerusakan hutan tersebut adalah belum adanya integrasi pengelolaan kawasan hutan antara masyarakat, pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan terhadap kawasan hutan. Dimana masing-masing pihak yang semestinya mempunyai potensi untuk melakukan upaya pelestarian kawasan hutan berdasarkan kepentingan dan kemampuannya dalam bidang ekologi, ekonomi, sosial maupun bidang lainnya yang mendukung pada konservasi kawasan hutan gunung Arjuna. Berdasar dengan hal yang demikian lahir inisiatif pengelolaan hutan yang terintegrasi secara kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, lembaga swasta dan pihak swasta (private sector), dimana lembaga atau perorangan dapat memainkan perannya dalam pelestarian hutan gunung Arjuna dengan konsep HUTAN ASUH.
Salah satu pihak swasta (private sector) adalah Aqua, sebagai perusahaan yang berada di kaki Gunung Arjuna dengan bahan baku produksi utamanya adalah air yang bergantung pada kawasan hutan gunung Arjuna, sehingga melakukan pelestarian kawasan tangkapan air di kawasan hutan gunung Arjuna merupakan langkah strategis sebagai investasi bagi perusahaan secara berkelanjutan. Dengan harapan dalam hitungan waktu kedepan keberadaan kawasan tangkapan sumber air yang menyediakan bahan baku produksi utama perusahaan dapat terselamatkan. Sehingga kegiatan perusahaan akan berjalan secara berkelanjutan.

II. Hasil Implementasi Tahapan dan Mekanisme Program
MoU para pihak
Sosialisasi Program
Identifikasi kelompok masyarakat
Survey kawasan
MoA dengan kelomok masyarakat
Implementasi program
Lounching Program
Monitoring dan evaluasi
Pelaporan

1. MoU Para Pihak
Paling pertama dalam pelaksanaan hutan asuh adalah kesepahaman para pihak. Dalam hal ini proses yang dilakukan adalah pengajuan proposal kepada pihak TIV Pandaan, yang kemudian dilakukan beberapa kali pertemuan untuk pembahasannya dengan pihak TIV Pandaan. Sebagai kegiatan awal yang dilakukan setelah adanya persetujuan dari pihak TIV Pandaan menunggu surat penunjukan pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya hal yang berhubungan dengan kegiatan dituangkan dalam kesepahaman para pihak antara Kaliandra dengan TIV Pandaan. Akan tetapi MoU antara TIV dan Kaliandra disepakati menyusul, sambil program berjalan.sementara itu MoU dengan Pemangku kawasan (Tahura) disepakati bahwasannya PKTT yang akan memintanya sebagai bentuk kerjasama antara PKTT dengan Tahura.

2. Sosialisai Program
Sosialisasi program hutan asuh dilakukan kepada masyarakat. Sasaran sosialisasi pertama adalah Paguyuban Kelompok Tani Tahura (PKTT). Kegiatan ini dilakukan pada hari Jum’at tanggal 24 Oktober 2008 yang di hadiri oleh :

M. H. Dardiri (Jody) PKTT
Supriono PKTT
Kosnadi KTT Cendono
Suud KTT Ledug
Satam KTT Dayurejo
Fathur Kaliandra
Dalam sosialisasi ini menmyampaikan rencana kegiatan penanaman dengan dengan model hutan asuh kerja sama antara Kaliandra dengan TIV Pandaan. Kaliandra menawarkan konsep hutan asuh yang telah disepakati antara Kaliandra dengan TIV Pandaan kepada peserta Pertemuan. Dalam hal ini pelaksana kegiatan adalah KTT Ledug dan kaliandra sebagai fasilitstor. Penunjukan wilayah Ledug sebagai pelaksana atas dasar kesepakatan peserta pertemuan.selanjutnya dengan membagi peran, Pak Supriono yang bertanggung jawab mengkomunikasikan kepada pihak Tahura, Jody membuat surat ijin kepada Tahura. Selanjutnya dilakukan sosialisai kepada Tahura.

Pada hari Jum’at tanggal 7 Nopember 2008 dilaksanakan pertemuan dengan PKTT, Tahura, TIV Pandaan dan Kaliandra. Perwakilan dari masing-masing pihak adalah:
Supriono PKTT
M. Koesno Fauzi PKTT
Subronto PKTT
Abdul Amin PKTT
Suud KTT Ledug
Yamuji KTT Ledug
Laseman KTT Ledug
Aji TIV Pandaan
S. Felix Lamuri TIV Pandaan
Fathur Kaliandra
Sareh R Kaliandra
Hariono Staff Seksi wilayah Tahura Pasuruan
Junaedi Staff Seksi wilayah Tahura Pasuruan
Wahid Maulana Pam Hut Tahura
Ariyanto Pam Hut Tahura
Presentasi pertama adalah menyampaikan kepada pihak Tahura tentang rencana kegiatan penanaman di wilayah KTT Ledug dengan model hutan asuh kerja sama antara Kaliandra dan TIV Pandaan. Dalam program ini di harapkan ada dukungan yang diberikan secara tertulis oleh pihak Tahura kepada KTT sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan di lapangan.
Pada sesi berikutnya disampaikan tanggapan dari Tahura yang diwakili oleh pak Hariono (staff Tahura Seksi Wilayah Pasuruan). Dalam tanggapan yang disampaikan beliau menyampakan dukungan dan terima kasih yang sangat besar kepada Kaliandra dan TIV Pandaan atas kepeduliannya untuk turut memperhatikan kawasan Tahura. Disamping itu beiau juga menyampaikan permohonan maaf karena Pak Benu sebagaikepala seksi yang sedianya akan hadir tetapi berhalangan. Pada intinya permohonan persetujuan tertulis akan di usahakan untuk di keluarkan dari kepala seksi.
Pembicaraan selanjutnya adalah sambutan dari pihak TIV Pandaan yang di sampaikan oleh pak Aji. Pada rinsipnya kegiatan ini adalah satu harapan dan kepedulian dari TIV Pandaan terhadap lingkungan. Harapannya program yang baru ini mendapat dukungan dari semua pihak terutama pihak Tahura sebagai pemangku kawasan. Di tambahkan oelh Felix, hal mini bukan sematauntuk kepentingan TIV Pandaan sebagai perusahaan air minum tetapi untuk kita semua. Karena apa yang kita lakukan ini tidak akan berdampak langsung kepada TIV Pandaan. Artinya setelah adanya penanaman ini bukan lantas ketika itu pula sumber air TIV Pandaan menjadi besar dan meningkat.
Selanjutnya di sepakati untuk melakukan survey kawasan dan merencanakan kegiatan selamatan di tangga 26 Nopember 2008 dalam mengawali penanaman.

3. Identifikasi kelompok
Dalam masa sosialisasi tim masih memakai perencanaan pertama, dengan asumsi kelompok sasaran adalah PKTT dan KTT. Sementara itu LMDH sebagai kelompok sasaran kedua tidak menerima sosialisasi, dengan asumsi kegiatan di KTT sudah mendapatkan dukungan dari Tahura. Sehingga di tetapkan sebagai pelaksana adalah kelompok tani Tahura di kawasan hutan konservasi wilayah kelola Tahura. Hal ini menjadi kesepakatan tim di Kalliandra dan persetujuan TIV Pandaan.

4. Survey kawasan
Dari hasil sosialisai KTT Ledug sebagai pelaksana kegiatan. Kegiatan berikutnya adalah survei lahan yang akan dilakukan penanaman. Kegiatan survey dilaksanakan tanggal 8 Nopember 2008 yang di ikuti oleh :
Fathur Kaliandra
Aji TIV Pandaan
Supriono PKTT
M. Koesno F. PKTT
Su bronto PKTT
Hariono Staff Seksi wilayah Tahura Pasuruan
Junaedi Staff Seksi wilayah Tahura Pasuruan
Ariyanto Pamhut Tahura
Suud KTT Ledug
Laseman KTT Ledug
Yamuji KTT Ledug
Dari hasil survey kawasan dapat di identifikasi lahan hutan Tahura yang siap di lakukan penanaman. Perjalanan menuju kawasan dapat di tempuh dengan pransportasi sepada sekitar satu kilo meter dari batas desa Ledug dengan Perhutani, selanjutnya dengan jalan kaki selama 30 menit. Lahan tersebut berada di ketinggian .... bekas terbakar di tahun 2008 seluas + 10 Ha pada titik koordinat......
Kegiatan survey ini dilaksanakan mulai jam 8.00 pagi sampai jam 12.00 siang. Pada saat peserta makan siang di rumah pak Suud (ketua KTT Ledug) salah satu Staff Seksi wilayah Tahura Pasuruan (pak Agus) datang. Beliau rencananya mengikuti survey akan tertapi ada hal yang membuat beliau terlambat. Dari hasil diskusi dan obrolan ringan dengan staff Tahura (pak Agus dan Pak Hari) menghasilkan rencana kunjungan kepada kepala seksi Tahura di Pandaan. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan persetujuan tertulis dari Pak Benu selaku Kepala seksi.
Kunjungan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 Sep Nopember 2008. kunjungan di terima oleh kepala Seksi yang dilakjutkan dengan diskusi antara :
Benu kepala Seksi
Fathur Kaliandra
Aji TIV Pandaan
Supriyono PKTT
Tiba di kantor Seksi wilayah Tahura Pasuruan jam 09.00. lebih dahulu pak Aji dan Pak Supriyono yang sudah diterima oleh pak Benu. Dalam pembicaraan yang langsung pada masalah, bahwasannya dapat di simpulkan kebijakan yang dikeluarkan oleh kepala Seksi “proses yang telah dilaksanakan dengan KTT di kawasan Tahura diminta untuk di hentikan sampai ada persetujuan dari kepala Balai”. Walaupun hl ini bertolak dengan informasi yang disampaikan staffnya akhirnya Kaliandra, TIV dan PKTT menerima kebijakan tersebut.

Pada hari itu juga jam 11.00 wib. secara cepat dilakukan pembahasan dengan TIV dan Kaliandra (Fathur dan Aji) di Yayasan Kaliandra. Hal ini dilakukan untuk menyusun langkah berikutnya. Pertemuan diikuti oleh :
Fathur Kaliandra
Agus Wiyono Kaliandra
Aji TIV Pandaan
Dari diskusi ini disepakati untuk melaksanakan kegiatan hutan asuh bersama dengan LMDH (sebagai sasaran kedua) yang akan dilaksanakan di kawasan hutan lindungnya Perhutani. Sehingga dengan cepat pula melakukan koordinasi dengan LMDH, mandor PHBM Perhutani, Mantri Perhutani dan Asper di wilayah Lawang barat. Disepakati pula tahapan berikutnya untuk mulai penanaman adalah di bulan Nopember sehingga rencana selamatan tetap dilaksanakan pada tanggal yang telah disepakati di awal.

Seperti halnya pada tahap yang telah dilaksanakan dengan Tahura dan PKTT, pertama yang dilakukan adalah mendapatkan legalitaspersetujuan dengan pemangku kawasan (Perhutani). Proses yang dilaksanakan adalah :

5. Kunjungan kepada Mandor PHBM, Mantri dan Asper Perhutani di BKPH Lawang Barat.
Masih pada hari yang sama jam 13.00 wib. dilakukan kunjungan ke Perhutani, pertama dilakukan diskusi dengan Mandor PHBM, bapak Syaiful. Kepada beliau disampaikan adanya rencana program huutan asuh yang akan dilaksanakan di kawasan hutan lindung Perhutani. Kawasan yang disampaikan kepada beliau adalah daerah yang berada di kawasan hutan wilayah kelola desa Dayu yag masih masuk di kawasan tangkapan air TIV. Dari keterangan belaiau di peroleh bahwa di kawasan hutan lindung Perhutani masih puls banyak yang kritis.
Dari diskusi ini kemudian dilanjutkan dengan menemui kepala Msantri Perhutani RPH Dayu rejo.dalam diskusi dengan mantri Dayurejo di sepakati untuk melakukan penanaman di wilayah petak 35 atau 36 yang kawasananya habis terbakar di tahun 2007, bekas penanaman tahun 2004.
Setelah mendapatkan informasi ini kemudian didiskusikan dengan Asper Lawang Barat, bapak Nur Kholis. Dalam diskusi bersama dengan Asper, yang dilakukan masih pada hari yang sama, dukungan penuh di sampaikan dengan inisiatif yang di sampaikan kepada pihak Perhutani. Hasil daripertemuan tersebut akan dikomunikasikan kepada Administrstur Perhutani yang memiliki kebijakan.

6. Kunjungan ke kantor KPH Perhutani Pasuruan di Malang
Setelah mendapatkan kepastian dukungan dari pihak lapangan Perhuatani, dilakukan diskusi dengan jajaran Perhutani yang mempunyai kebijakan dalam pengelolaannya. Kunjungan ke perhutani KPH pasuruan di temui oleh KSS PHBM Ir Ade Juju. Dalam diskusi mengenalkan program reboisasi para pihak yang akan dilaksanakan oleh LMDH dengan dukungan pihak TIV Pandaan yang bekerja sama dengan Yayasan Kaliandra. Prinsip dia menerima usulan tersebut. Kemudian perlu disampaikan proposal kepada Perhutani yang selanjutnya akan ditindklanjuti dengan perjanjian para pihak antara Perhutani, LMDH dengan TIV bersama Kaliandra.

7. Sosialisasi dan identifikasi
tahap berikutnya adalah sosialisasi kepada masyarakat yang akan melaksanakan program. Pada design ini sasarannya adalah pengurus dan naggota LMDH. kelompok yang maengelola kawasan yag masuk pada peta tangkapan air TIV Pandaan. Sehingga sasarannya adalah LMDH desa Dayurejo. Dilakukan pembicaraan dengan pengurus LMDH desa Dayurejo “Indrokilo Manunggal” bapak Pujiyanto. Dalam diskusi tersebut diikuti olrh sekretaris LMDH pak Lasuwi. Bahasan diskusinya adalah tentang rencana program yang akan dilaksanakan di kawasan kelola LMDH tersebut. Dari diskusi ini diharapkan dari LMDH membuat proposal kepada Perhutani sebagai jaminan legalitas dalam perjalanan program.
Setelah itu dilakukan pertemuan dengan kelompok masyarakat yang akan melakukan penanaman. Pertemuan dilakukan tanggal 25 Nopember 2008 yang dihadiri oleh :
Fathur kaliandra
Sareh
Sugiono LMDH
Dariyanto
Pujiyanto
Dari pertemuan ini disampaikan bahwasannya dalam program hutan asuh ini pelaksananya adalah masyarakat yang dikoordinir oleh LMDH Dayurejo. Dalam penanaman membutuhkan minimal 20 morang dan 2 orang sebagai perawat. Program akan berjalan selama lima tahun sesuai dengan kesepakatan Kaliandra dengan TIV . diharapkan nantinya mendata 20 orang sebagai tenaga penanam yang kriterianya adalah mereka yang banyak beraktifitas membuat arang di hutan.

8. Survey kawasan
Setelah Proposal disampaikan kepada Perhutani dengan persetujuan dalam bentuk surat jawaban dari Perhutani, kemudian dilakuakn survey kawasan. Survey ini dilaksanakan tanggal 23 Nopember 2008, bersama antara LMDH, Kaliandra dan Perhutani yang diwakili oleh :
Fathur Kaliandra
Sareh Kaliandra
Pujiyanto LMDH
Sugiyono LMDH
Darsono LMDH
Syaiful Perhutani
Abdul Manab Perhutani
Dari hasil survey yang dilakukan lahan yang akan dilakukan penanaman di petak 36a berada di koordinat ..... Hasil dari deliniasi, luasan yang di peroleh mencapai 10 Ha. Keadaan lahan bekas terbakar, namun terdapat satu hamparan yang tidak terbakar dan terdapat beberapa tanaman yang masih tumbuh karena terhindar dari kebakaran. Ada pula satu orang yang mengelola lahan dengan tanaman pertanian. Sedangkan lahan lainnya dibiarkan tanpa ada kegiatan pengolahan lahan yang intensif, hanya ada beberapa tanaman pisang yang tanpa adanya perawatan. Semula lahan ini diinformasikan oleh mandor tidak ada orang yang meng-hak-i. Akan tetapi ternyata keadaan lahan sebagian di hak-i oelh masyarakat (anggota LMDH) akan tetapi tanpa ada kegiatan apapun, hanya diambil ruputnya. Sedangkan lahan selebihnya hanya hamparan ilalang.

9. selamatan
Prosesi selamatan dilaksanakan tanggal 26 Nopember 2008. selamatan dilaksanakan sebagai pertanda dimulainya persiapan penanaman. Dalam kegiatan ini dihadiri undangan dari kelompok tani (LMDH) dari Jatiarjo dan Dayurejo, jajaran staff Perum Perhutani KPH Pasuruan dan rombongan dari PT. Tirta Investama. Peserta yang turut dalam selamatan mencapai 70 orang dari 100 undangan yang disampaikan.
Acara dimulai jam 10.00 wib. dengan pembukaan yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Agus Wiyono (Ketua Harian Yayasan Kaliandra). Dalam sambutannya beliau menekankan pentignya kolaborasi dalam melakukan upaya pelestarian kawasan hutan, terutama di kawasan Arjuna. Karena hal ini menjadi tanggung jawab bersama.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Bapak Joshua (kepala Pabrik PT. TIV Pandaan). Dalam sambutannya beliau menyampaikan apa yang dilakukan TIV Pandaan untuk melakukan hal ini (terlibat dalam konservasi hutan gunung Arjuna) bukan semata-mata karena agar sumber mata air TIV Pandaan lantas menjadi besar. Hal ini disadari bahwasannya hal ini menjadi komitmen perusahaan untuk turut memperbaiki lingkungan. “kami sadar apa yang kami lakukan ini tidak akan mempunyai dampak langsung terhadap perusahaan, dengan menanam sekarang tidak akan tahun depan sumber air kami jadi besar” kata beliau mengakhiri sambutannya.
Kemudian ditambahkan oleh Bapak Yan Brault (manager CSR Danone Indonesia). Beliau menambahkan dengan pertanyaan “apa kesulitan yang bapak-bapak alami dalam menjalankan pertanian sehari-hari?”. Beberapa dari petani yang hadir menyampaikan perlunya dukungan para pihak dalam kegiantan mereka untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka. Akan tetapi pesan beliau bahwasannya apa yang dilakukan TIV Pandaan ini bukan satu-satunya cara untuk mengatasi masalah masyarakat, sehingga peran dari pihak yang lain juga menjadi sangat penting.
Sambutan yang paling akhir adalah Bapak Ade Juju (KSS PHBM Perum Perhutani KPH Pasuruan). Dalam sambutannya beliau menyampaikan ungkapan terima kasih kepada pihak TIV. Pandaan atas kepeduliannya terhadap kawasan hutan gunung Arjuna, terutama pada kawasan kelola Perum Perhutani KPH Pasuruan, yang mana setelah dilaksanakan survey bersama dengan LMDH dan staff Perhutani di lapangan kawasn yang di pilih adalah status kawasan hutan lindung. Beliau mengakui kondisi Perhutani saat ini dengan kondisi hutan kritis tersebar dimana-mana, Perhuutani memiliki keterbatasan. Sehingga peran yang diberikan oleh TIV Pandaan ini menjadi hal berarti bagi yang Perhutani. “Model ini saat ini juga kami promosikan kepada jajaran kami di pusat dengan harapan mampu menjadi pioneer bagi daerah lain” kata beliau berharap.
Sebagai akhir dari selamatan, kemudian acara ditutup dengan doa yang disampaikan oleh Ust, Nariono dari desa Jatiarjo.
10. kesepakatan dengan keompok pengelola
menyepakati mekanisme pelaksanaan program sesuai dengan rencana yang disepakati antara TIV dengan Kaliandra. Jumlah penanam 20 orang yang selanjutnya akan di ambil 4 orang sebagai tenaga perawat. Pekerjaan dilakuakn dengan sistem borong oleh 20 orang tersebut. Kemudian untuk mekanisme perawatan akan di sepakati setelah proses penanaman selesai.

11. Hasil Tahapan Penanaman
a. Membuat alur penanaman dan pembersihan lahan.
Hari Kamis wage, diplih oleh petani untuk melakukan pekerjaan pertama, yaitu pembersihan lahan. Dalam kegiatan ini dilakukan oleh 20 orang secara serentak. Hal ini dilakukan untuk mempercepat kegiatan, mengingat hujan semakin hari intensitasnya semakin tinggi, sehingga diharapkan secepatnya pula dilakukan penanaman, dikhawatirkan musim hujan akan pula cepat berahir.
b. Membuat ajir
Untk persiapan penanaman ajir sudah disiapkan lebih dulu oleh anggota LMDH Dayurejo, yang dikoordinir oleh bapak Pujiyanto. Sehingga mulai dari proses pembersihan lahan ajir sudah sambil diangkut ke lahan. Ajir dibuat dari bambu dengan ukuran 1 meter. Jumlah yang dibuat 5.000 batang.
c. Melakukan penanaman dan pemasangan ajir
Setelah proses pembersihan lahan selesai, berikutnya dilakukan pemasangan ajir dan sekaligus penanaman. Dari proses pengadaan bibit mengalami beberapa kali pemindahan. Pertama dari tempat pembibitan sebagian dibeli dari luar desa Dayu diangkut dengan truk. Kemudian di angkut lagi menggunakan jeep sampai di kurang lebih 2 km sebelum lahan tempat penanaman selajutnya diangkut dengan tenaga manusia menuju lahan. Proses panjang salam distribusi bibit ini menjadikan keadaan bibit menjadi sedikit bermasalah. Sebagian dari bibit-bibit tersebut mengalami patah dan stres. Hal ini berakibat pada kelitas nilai tumbuh. Terutama angkutan dengan tenaga manusia yang mencapai 2 km, karena ini menjadi satu-satunya cara untuk bibit itu sampai ai lahan.
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 2m X 5m. Proses penanaman dilaksanakan oleh 20 orang berlangsung selama 12 hari.
d. Pembuatan sekat bakar
Pembuatan sekat bakar akan dilakukan di musim kemarau.
e. Perawatan rutin harian
Sampai pada bulan Januari sudah dilakukan perawatan untuk bulan pertama. Kegiatan ini diawali dengan pembentukan tim perawat. Pada awalnya tim perawat direncanakan 2 orang. Akan tetapi melihat keadaan kawasan kemudian disepakati dengan menunjuk 4 orang sebagai tenaga perawat. Hanya saja jadwal kerjanya hanya 8 hari kerja dalam satu bulan yang dilakukan aetiap hari Selasa dan Sabtu. Dalam kegiatannya perawatan meliputi pembersihan tanaman dari rumput di sepanjang jalur tanaman. Melakukan penggantian tanaman yang mati. Sampai pada bulan Januari ini yang mati mencapai 400 batang dan langsung dilakukan penyulaman. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan hujan yang masih memungkinkan untuk dilakukan penanaman.
f. Monitoring
Kunjungan lapangan dilakukan dua kali sejak dilakukan penanaman di lahan. Pertama dilakukan tanggal 22 Desember 2008. pada pemantauan pertama didapati beberapa bagian lahan rumput sekitar tanaman masih perlu di bersihkan lagi, karena khawatir kalau akan lebih cepat pertumbuhan rumputnya dari pada tanaman kayunya. Selanjutnya ditindak lanjuti oleh pimpinan kelompok penanam dan beberapa anggotanya dilakukan pembersihan susulan.
Kedua dilakukan pada hari Jum’at tanggal 02 Januari 2009. kunjungan dimaksudkan untuk melakkukan pemasangan alat monitor dengan menancapkan bambu pada 20 batang tanaman yang tersebar secara acak di lahan hutan asuh.